Perjalanan 3 tahun 6 bulan selama masa kuliah benar-benar menyenangkan. Hari ini 9 Juli 2014, tepat 2 hari setelah graduation day. Bersamaan dengan Dies Natalis ke 7 dan Wisuda Angkatan ke IV, saya Lydia Angela Natasya akhirnya secara resmi pindah kuncir, alias udah SE. Tanggal 30 Juni 2014, menjalani prosesi yudisium. Ada rasa bangga ketika berjalan di depan orang banyak dengan iringan lagu dari Ma Chung Voice Choir. Masih teringat jelas, tepat 3 tahun yang lalu saya mengiringi kelulusan kakak kelas dengan lagu" graduation dan membayangkan diri saya sedang berjalan di karpet merah itu. Dua hari yang lalu semua bayangan itu menjadi suatu kenyataan. Selama prosesi graduation, terbayang perjuangan kami Accounting Armies 2010 yang begitu giatnya untuk mencapai hari itu. Sebagian dari kami bukan anak asli Malang (alias merantau). Sebagai anak yang hidup jauh dari orangtua terkadang kami merasa hari-hari yang kami lalui begitu berat, ditambah lagi dengan tugas-tugas yang sering membuat kami menangis bersama ketika mengerjakannya. Angkatan kami tergabung dari anak Jawa, Bali, Lombok, NTT, bahkan Papua. Kami dipertemukan dari berbagai budaya yang berbeda. Budaya yang berbeda tidak menjadi halangan apapun bagi kami. Kami belajar arti kehidupan, persahabatan, perjuangan, bahkan pengorbanan. Banyak yang mengatakan bahwa sebagai anak akuntansi, kami memang harus berjuang bersama. Begitu banyak tugas kelompok yang menuntut kami untuk saling berbagi ilmu dan saling membantu satu dengan yang lain.
Saya bangga menjadi mahasiswa Ma Chung prodi Akuntansi 2010. Banyak yang mengatakan bahwa kami begitu kompak dibandingkan angkatan yang lainnya, dan saya benar-benar merasakan itu. Walaupun kami jauh dari orangtua, tetapi dosen kami berperan layaknya orangtua kami. Mereka selalu siap menjadi tempat curhatan kami yang jomblo, yang udah punya pacar tapi LDR, atau pun yang cintanya tidak pernah terbalaskan. Ketika menyusun skripsi, mereka bukan hanya menjadi dosen, tetapi menjadi motivator terbaik sekaligus menjadi alarm ketika kami hampir melenceng dari deadline yang sudah ditentukan. Dosen kami mengerti karakter kami satu per satu, bahkan ketika kami salah, dosen kami selalu menjadi orang pertama yang memarahi kami. Ketika kami memperoleh prestasi, dosen kami selalu menjadi orang pertama yang memuji kami.
Tidak ada anak keuangan maupun anak manajerial meskipun kami terpisah dalam dua konsentrasi yang berbeda. Di dalam diskusi pun tidak ada yang saling menjatuhkan antar kelompok. Kami justru saling membantu satu dengan yang lainnya. Kami belajar bersama ketika akan menghadapi ujian, meskipun jam sudah menunjukkan pukul 23.00 bahkan lebih.
Betapa bersyukurnya saya ketika saya dipertemukan dengan teman-teman yang begitu luar biasa. Group ELF yang fenomenal tergabung dari (Erick, Lydia, Fangliana). Erick as a great friend, yang selalu mengaudit kerjaan" saya alhasil jd tambah alay. Erick juga yang selalu jadi alarm kalo lupa makan dan lupa mandi karena tugas" banyak. Dan pertanyaannya setiap hari yang begitu susah dijawab,"makan apa ya lyd?". Saya bertemu Erick pada saat wawancara penerimaan mahasiswa baru. Saya masih ingat wajah ndlahom kita berdua waktu itu. Semboyan kami berdua,"Masuk samaan, keluar samaan!". Fangliana yang selalu memiliki jam kerja yang berbeda dari kami berdua. Ketika saya dan Erick sudah tidur, Fangliana bangun dan melanjutkan pekerjaan kami. Ada satu lagi si Agung Kingkong yang baik bgt". Teman curhat dan teman dicurhati karena move on nya yang selalu gagal. Nggak pernah sungkan minta tolong sama ini anak, hahahaha (termasuk malak bunga sebelum prosesi wisuda).
D'Villain yang terdiri dari Adevi, Nindy, Nono, Revi, Fang". Kami membutuhkan waktu yang lama untuk ketemuan. Kami bisa menghabiskan berhari-hari untuk bercerita tanpa kehabisan cerita. Kami selalu punya bahan untuk dibicarakan, entah itu orang yang cantik, yang cakep, sampe yang jelek mutlak, hhahaha.. Kami selalu punya sinyal ketika ada cowok yang cakep (siap di tes!!!), wkwkwk. Kalo anda pembaca blog ini, mungkin juga anda adalah orang yang pernah menjadi bagian dari cerita-cerita seru kami.
Eva, Lyan, Monica, Ie Ming dan Hwa Ming, kalo yang ini, orang-orang kelompok pinter, hihi. Perantara kami minta jawaban kalau udah buntu adalah dua orang pertama yang saya sebutkan. Bukan cuma pinter, tapi rajinnya nggak ketulungan. Monica si anak IPK terbaik ini bukan cuma pinter, tapi juga baik. Waktu kami semua menangis di perpustakaan karena stress dengan tugas, Monica mengatakan, "Iya aku juga capek, tapi kita kerjain samaan ya!" Walaupun saya beda kelompok. So Sweet yaaa...
Gerombolan Bandit 21, ada Agung, Robin, Garry, Wendra, Robert, Ajie yang dengan bangganya selalu pakek baju putih seragamnya di setiap acara penting. Mereka golongan yang sering dicerca oleh kami D'Villain, hahahaha... Walaupun sering dicerca, mereka tidak patah semangat kl ada ujian. Mereka selalu datang minta diajari dan akhirnya belajar bareng.
Bukan cuma teman-teman seangkatan, tetapi kakak kelas juga luar biasa buat saya. Mereka selalu memotivasi dan dengan sukarela mengajarkan saya kl nggak tau sesuatu. Ada Pak Welly yang bikin nggak bosen kl di perpus, hahaha.. Thanks Pak Welly yang selalu memotivasi saya ketika melalui peristiwa" penting selama masa kuliah hingga lulus. Di kos ada Faniana, Sannyana, Angeliana, dan Ce Olipiana, yang selalu bikin betah kl di kos. Seru abis, kita bisa tidur sampe jam 3 pagi karena cerita-cerita yang nggak penting, hahaha. Giliran ketawa kl nonton film atau reality show korea. Di deket kos juga ada Pak Ji, Ibu Warung Kuning, sate, sama nasi mercon yang pastinya bikin kangen.
Rasanya nggak lengkap kl nggak say thank you buat Ko Dennis yang baik bgt. Walaupun ketemunya baru bulan Maret 2014 kemarin, tapi sudah seperti bertemu lama, hahaha. Teman terbaik buat sharing dan teman terbaik yang selalu bisa bikin nggak emosi di saat emosi membara, hahaha. Saya belajar menjadi dewasa dan belajar bahwa kebahagiaan itu berasal dari diri kita sendiri.
The Greatest Thank You buat Tuhan Yesus yang sudah menuntun Lydia menghadapi semuanya. Tuhan Yesus yang selalu ada di saat senang dan sedih. Bukan karena kepintaran dan kehebatan, saya berhasil lulus dan mencapai nilai yang memuaskan. Semua karena Tuhan Yesus yang selalu ada di pihak saya dan selalu membela saya, melindungi saya, dan mengasihi saya. Walaupun seakan nggak mungkin, tapi semua benar" terjadi dan saya berhasil. Rancangan Tuhan yang terindah...
0 comments:
Post a Comment