Tuesday, May 13, 2014

Mid nite story

Well to the well well well, akibat kebanyakan liat salah satu sinetron yg alay bingits di salah satu stasiun TV, keluarannya jd kyk gini nih. Sebenernya sih nggak niat nonton, cm sekedar lewat doang depan tipi gegara si abg yg masih SMA nangkring depan tipi (adik lydia yg bernama amanda). 

Bukan lydia namanya kl nggak doyan nulis di malem hari begini. Insomnia bgt dh. Eh iya cerita soal kehidupan selama di kampung halaman yaaa, biasa aja sih, cm kaget aja manusia" yg dlunya masih kecil sekarang udah gede bgt. 

Kemarin sih ceritanya ada komsel nih di rumah, semacam ibadah gitulah. Bukannya komsel, malah kena tugas motor opname, hahaha..mengingat dan mengawasi motor masuk dan motor keluar, alias tukang parkir. Biasanya nih kl acara beginian, sebagai tukang parkir, biasanya dapet sambutan,"Halo amandaa!!!" Huuffhh...."Please dh apa gue kalah tenar nih, nggak dikenalin begini sama orang". Ada lagi kalo yg kenal ngomongnya,"Lydia, ya ampun sudah pulang? Kok tambah gemuk pipinya, betah ya di malang". 
Dalem hati bilang,"Kalian nggak tau betapa beratnya hari" di Malang tanpa makanan bergizi. Tp kok malah gemuk begini ni pipi, aaahh...Thanks to Pak Ji, Bpk Ibu warung kuning, mas sate beserta ibu yg selalu setia menjual makanan tiap malem. 

Tapi pasca skripsi, balik lombok, finally dibilang,"Lydia kurusan ya, diet sukses." Seandainya mereka semua tau, aku nggak diettt. Kerja skripsi bikin lupa makan, lupa tidur, lupa mandi. Kompre bikin lupa makan, lupa tidur, lupa mandi, dan gejala mau muntah.

Jadi buat yg mau diet, saran aja ye, bikin skripsi aja noh, dijamin kurus kl pelupa kyk akyuuu...hahaha

Kemarin sempet mau pingsan, ada yg dengan jujurnya bilang,"Lydia tambah cantik yaaa..." Si manda langsung poker face, wkwkwk.. Entah si tante itu fitnah atau berkata yg sebenarnya, anggep aja bener ya.

Ngomongin soal cowok, naaahh kayaknya nih gatot deh bawa cowok pas wisudaan, hahaha. Sampe sekarang kagak ada yg nongol dan mampu merebut hati Lydia, hahahaha... Seandainya mudah seperti di FTVnya SC*V. Cintaku bersemi di Pulau Lombok. Yeeeksss, geli bgt nulisnya. Warning aja nih buat temen gue yg namanya Nindy sama Adevi, tungguin gue ya lu jomblonyaaaa..

Hahaha, okay saatnya bobok cantik. Miss ya, d'villain...can't wait to see ya soon.

Monday, May 5, 2014

Aku tersesat

Aku berjalan terlalu jauh. Aku berusaha dengan gigih mencapai apa yang benar-benar menjadi harapanku. Aku melupakan semua yang ada di belakangku. Ya, fokusku hanya satu titik di depan mataku. Aku berjalan bahkan terkadang aku berlari sekuat tenaga. Aku menggunakan segala cara untuk mencapainya. Aku mengandalkan seluruh kekuatanku. Aku pikir aku sudah mendekati titik itu. 

Tetapi...
Hari ini aku menyadari, aku berada dalam gurun luas dan aku mendapati diriku kehilangan arah. Titik itu hilang. Semakin berusaha aku mengejarnya, aku semakin kehilangan arah. Berkali-kali logikaku mengatakan bahwa aku harus tetap menggunakan kompas. Berkali-kali pula aku mengabaikannya. Kini, aku hanya bisa tertunduk malu. Malu kepada dunia, malu kepada diriku sendiri. Bahkan saat ini, aku takut untuk berjalan kembali. Aku tidak tahu kemana lagi harus melangkah. Aku mengikuti apa yang menjadi keinginanku, meskipun logikaku tetap saja membatasiku. Aku bahkan lupa pada penciptaku. Aku terlena hingga kehilangan jalanku. 

Aku terdiam, duduk lemas, dan menangis...
Trauma masa lalu itu kembali masuk ke dalam akal sehatku. Aku menghadap ke langit dan berbicara kepada Tuhan. Mengapa selalu seperti ini? Aku pikir aku benar, ternyata tidak sama sekali. 
Aku menutup mataku dan mengingat kembali jejak langkahku hingga aku menemukan titik awal kekeliruanku. 

Aku terlalu percaya pada diriku sendiri. Aku selalu mengejar apa yang aku inginkan tanpa pernah mengandalkan Tuhan. Bahkan ketika aku berada dalam perjalanan, aku sering memaksa Tuhan untuk melalui jalan yang seharusnya tidak aku lalui. Jauh, sangat jauh aku berjalan. Aku kehilangan titik yang menjadi harapanku. Apakah aku mengejar sesuatu yang salah? Ataukah hanya caraku saja yang salah untuk mencapai harapan itu? Entahlah...

Tidak, aku tidak boleh terlalu lama di gurun ini. Ketika aku berada di gurun ini, aku tetap bersyukur. Aku tidak menemukan diriku di dalam jurang. Kini saatnya aku berdiri kembali. Aku tidak mau salah lagi. Aku menoleh ke belakang dan melihat jejak kakiku yang berangsur hilang seiring dengan hembusan angin gurun. Aku memang tidak tahu kemana lagi aku harus berjalan, tetapi Tuhanku tahu. Aku memberikan harapanku kepada Tuhan. Bukan hanya harapanku, kompasku pun aku berikan kepada Tuhan. Dan saat ini, aku tahu tanganNya memegang aku, dan mengangkat aku dari gurun itu. Aku berjalan bukan lagi dengan hatiku, tetapi dengan tuntunan Tuhan. 

Apapun harapanku, impianku, cita-citaku, aku tahu Tuhan sudah menyediakannya untukku. Aku tidak akan menangisi hari ini. Kebahagianku adalah ketika aku meraih semua dengan tuntunan Tuhan. Terima kasih telah menyadariku, Tuhan :')

Template by:

Free Blog Templates